Jumat, 15 Juni 2012

Tugas III (ilmu budaya dasar)

1. Manusia dan Keadilan

Pengertian Keadilan

Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah diantara ke dua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem itu menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama. kalau tidak sama, maka masing-masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelanggaran tcrhadap proporsi terscbut berarti ketidak adilan.
Keadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia schingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan difi, dan perasaannya dikendalikan oleh akal.
Lain lagi pendapat Socrates yang mcmproyeksikan keadilan pada pemerintahan. Menurut Socrates, keadilan tercipta bilamana warga negara sudah merasakan bahwa pihak pemerintah sudah melaksanakan tugasnya dengan balk. Mengapa diproycksikan pada pemerintah, scbab pemerintah adalah pimpinan pokok yang menentukan dinamika inasyarakat.
Kong Hu Cu berpendapat lain : Kcadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing telah mclaksanakan kcwajibannya. Pcndapat ini terbatas pada nilai-nilai tertentu yang sudah diyakini atau discpakati.

Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dan kekayaan bersama.
Berdasarkan kesadaran etis, kita diminta untuk tidak hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban. Jika kita hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban, maka sikap dan tindakan kita akan mengarah pada pemerasan dan memperbudak orang lain. Sebaliknya pula jika kita hanya menjalankan kewajiban dan lupa menuntut hak, maka kita akan mudah diperbudak atau diperas orang lain.
Sebagai contoh, seorang karyawan yang hanya menuntut hak kenaikan upah tanpa meningkatkan hasil kerjanya tentu cenderung disebut memeras. Sebaliknya pula, seorang majikan yang terus menerus menggunakan tenaga orang lain, tanpa memperhatikan kenaikan upah dan kesejahteraannya, maim perbuatan itu menjurus kepada sifat memperbudak orang atau pegawainya. Oleh karena itu, untuk memperoleh keadilan, misalnya, kita menuntut kenaikan upah; sudah tentu kita harus berusaha meningkatkan prestasi kerja kita. Apabila kita menjadi majikan, kita hams memikirkan keseimbangan kerja mereka dengan upah yang diterima.


Contoh kasus manusia dan keadilan

Kasus yang belakangan ini marak di ranah partai politik yaitu korupsi kekayaan negara, korupsi pengetahuan, korupsi waktu pembangunan, korupsi moral, dsb. Hal ini apabila terus berjalan akan berdampak buru pada genersi muda Indonesia mangkanya tak heran kenapa banyak sekali masyarakat yang memilih untuk golput soal pemilihan president maupun petinggi-petinggi lain di negara ini. karena akan berdampak pada hilangnya rasa kepercayaan masyarakat kpd pemerintah

Dari kasus tersebut dapat kita maknai sebagai acuan untuk lebih selektif lagi dalam kewarganegaraan oleh sebab itu masyarakat perlu bersikap bijak dalam menenntukan sikap.


2. Manusia dan Harapan

Semalam saya menanyakan arti kata ”harapan” kepada beberapa teman dan keluarga. Senang rasanya mendapatkan jawaban yang lucu, unik, serius atau hanya jawaban yang sekedar isenk dari mereka. Dari sekitar 50 no phonecell yang saya kirimi pesan dengan pertanyaan ”apa arti harapan menurut kamu?”, saya dapatkan jawaban sebagai berikut (penomoran diurutkan berdasar urutan sms yang masuk):
  1. harapan brarti gak dapat medali emas

  2. sesuatu yang ingin aku dapat, aku raih dan aku sangat mengidam idamkan

  3. sesuatu yang kita inginkan, materi atau bukan. Biasanya logis realistis karena kalo gak logis realistis namanya khayalan

  4. harapan = proyeksi keinginan untuk menstimulasi diri secara positif menyusun strategi mencapai tujuan. Bisa juga dianggap usaha memanipulasi diri, yang penting realistis

  5. harapan lebih condong ke perasaan, bukan sesuatu

  6. sesuatu yang kamu inginkan terjadi tapi kadang tidak kamu dapatkan. Sesuatu yang kamu perjuangkan tapi tidak selamanya layak kamu miliki. Sesuatu yang indah untuk kamu bawa ke dalam khayalan dan kamu harus mencubit dirimu sendiri untuk bisa bangun menghadapi kenyataan.

  7. sesuatu yang mendasari untuk mewujudkan mimpi

  8. harapan itu kayak doa…ia bisa menjadi patokan dalam bertindak juga skaligus jadi tujuan

  9. harapan adalah kehidupan. Selama aku punya harapan aku punya semangat untuk hidup, aku punya alasan untuk bangun tiap hari, melakukan segala sesuatu, dan hal paling dekat dengan harapan adalah ketika aku dapat melakukan apa yang aku. Aku dapat berbuat sesuatu untuk orang lain

  10. harapan itu doa

  11. lebih bermakna dari sekedar keinginan

  12. harapan membuat kita terus berjuang dalam hidup…harapan bagaikan hidup ke 2

  13. harapan adalah sesuatu yang membuat kita terus hidup. No hope it is not life

  14. harapan = doa

  15. yang jelas harapan itu baik karena merupakan doa

  16. harapan adalah kekhawatiran yang berlebih. N khawatir disini ada 2 makna ketakutan dan kegembiraan yang keduanya masih menjadi misteri dan tanda tanya besar

  17. penyemangat hidup. Ada sesuatu yang ingin di capai

  18. sebuah pencapaian yang diinginkan dan searah realitas kualitas hidup seseorang

  19. harapan adalah something atau ngarep

  20. harapan itu asa…suatu keinginan yang ingin kita capai melalui suatu usaha yang nyata

  21. sure u can do…

  22. saya rasa harapan tu suatu keinginan yang belum tercapai bahkan tidak akan tercapai soalnya cuma berharap harap doank

  23. kalau asa menurutmu apa?

  24. suatu keinginan yang dengan keyakinan akan kesungguhan usaha dan doa dapat tercapai

  25. harapan adalah penopangan keinginanku terhadap sesuatu yang aku pikir aku menginginkan sesuatu itu untuk aku

  26. kalo aku sih berharap itu perlu, tapi jangan terlalu berharap kepada sesuatu yang belum pasti, karena jika nanti tidak sesuai dengan apa yang kamu harapkan, pasti bakal mengecewakan

  27. impian

  28. sesuatu ”rasa” dalam hati yang mengajak diri kita berpikir tentang sesuatu yang kita inginkan

  29. harapan adalah sesuatu yang diinginkan

  30. harapan…seringnya aku artikan sebagai ”sebab” kenapa aku masih mau bertahan hidup. Iming-iming/janji manis yang pasti bisa aku raih jika dan hanya juka aku mau berusaha meraihnya

  31. kalo menurutku semacam fikiran dan doa yang menimbulkan perasaan bahagia, berdebar debar, bersemangat dan membuat aku masih hidup

  32. kalau menurutku harapan = doa

  33. sesuatu pembuktian bahwa kita adalah manusia, bukan Tuhan yang tidak perlu berharap

  34. harapan adalah suatu yang ingin kita capai atau ingin kita miliki
Tampaknya dari sebagian besar jawaban menunjukkan kalau harapan itu memang ada meskipun bersifat abstrak – tidak tampak – namun diyakini – bahkan disugesti dalam batin untuk diwujudkan. Kalau saya mempersepsikan jawaban jawaban tersebut maka harapan itu berupa kesempatan/peluang, mungkin kesempatan untuk (bertahan) hidup, kesempatan untuk mendapat sesuatu terlebih untuk sesuatu yang tidak bersifat kebendaan atau kesempatan yang hanya bisa diraih bila ada campur tangan Sang Pemberi Kesempatan.
Jadi harapan itu sendiri akan membentuk pola berpikir bagaimana sesuatu akan (bisa) terjadi, bila ia besar maka akan bersifat menarik, bila ia kecil biasanya bersifat mendorong. Maka kita akan menariknya dengan doa dan mendorongnya dengan usaha.
Bagi saya harapan itu merupakan fenomena, masih sebatas wacana. Oleh karena itu saya tetap dan tetap terus membuat harapan agar saya bisa mengubah wacana itu menjadi sebuah realita. Demikian cara saya memandang sebuah harapan, cara saya agar tidak bosan membuat harapan dan cara saya meningkatkan kualitas sebuah harapan. Saya pikir mendorong sesuatu ke atas itu tidak selalu dimaknai sebagai hal yang dirasa tidak enak (rekoso) dari pada menarik sesuatu ke bawah. Karena saya senang berproses.
Setidaknya harapan tentang yang satu ini bisa membuat saya benar-benar tersenyum lebar. Harapan apa? Harapan saya kepada teman teman untuk membalas sms yang berisi pertanyaan ”apa arti harapan menurut kamu?”, hmm…harapan ini benar benar telah bergeser dari sekedar keinginan (agar dibalas) menjadi wujud nyata (jawaban). Yakni wujud kepedulian teman teman terhadap sesuatu yang isenk isenk ini (ah, tidak mau GR bahwa mereka peduli sama saya). Haha…i lop yu ol gais…mari kita berpikir tentang kesempatan/peluang sebelum membayangkan hasil akhir. Karena itulah harapan - yang merupakan suatu proses.


Contoh Manusia dan Harapan 

1. Bagi anak-anak yaitu tanamkan selalu nilai-nilai sopan santun yang berlaku
2.Remaja diharapkan mampu untul membuaa/memodifikasi pengharapan yang dulu pernah terlintas
3. Dewasa dengan adanya sikap motifasi awal sejak kecil maka hal pencapaian harapan awal.

TUGAS II Ilmu Budaya dasar

1. Tiga Jenis Puisi yang menggambarkan penderitaan, cinta, dan harapan :


Penderitaan

Jika manusia kehilangan sahabatnya, dia akan melihat sekitarnya dan akan
melihat sahabat-sahabatnya datang dan menghiburnya..akan tetapi apabila
hati manusia kehilangan kedamaianya, dimanakah dia akan menemukanya, 
bagaimanakah dia akan memperolehnya kembali?

kehancuran tulang-tulangku, tetapi aku tidak membuanya sampai aku 
mendengar suara cinta memanggilku dan melihat jiwaku siap untuk berpetualang


Cinta

Apabila cinta memanggilmu ikutilah dia walau jalanya berliku-liku
dan apabila sayapnya merangkummu..pasrahlah serta menyerah, 
walau pedang tersembunyi disela sayap itu melukaimu

jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam
kehidupan ini..pastilah cinta akan menyatukan kita pada 
kehidupan yang akan datang


Pengharapan

Jiwa manusia hanyalah bagian dari lentera yang menyala yang diambil
Tuhan dari diri-Nya pada saat penciptaan

kematian adalah akhir dari anak-anak bumi. Tetapi bagi jiwa, kematian
adalah suatu awal, suatu kemenangan akan kehidupan



2.  Satu contoh prosa :

Man Doblang
(Tinggi Badan Baginda Raja)

                     Kesulitan rakyat Mataram tidak hanya datang dari kekuasaan rakus Belanda. Kadang juga dari kalangan keraton sendiri. Lebih sulit lagi jika pangkal soalnya adalah Baginda Raja sendiri. Masalah Raja menjadi malapetaka. Baginda Raja tetaplah dianggap penguasa tunggal, penguasa tertinggi. Sampai sekarang pun, bayangan tubuhnya tak ada yang berani menginjak. Memandang langsung pun tak diizinkan, kecuali sedang diajak bercakap. Itu pun diawali dan diakhiri dengan gerakan menyembah.
Masalah sederhana ini terjadi ketika Mantri Pribadi harus mengisi formulir mengenai data diri Baginda Raja. Kolom mengenai tanggal lahir, nama keluarga, berat badan, semua bisa terisi. Kecuali kolom tinggi badan Baginda Raja. Isinya masih titik-titik. Karena tidak ada yang berani mengukur tinggi badan Baginda Raja. Karena itu artinya menyentuh kepala Baginda Raja.
                      Mantri Pribadi pernah meminta tolong Permaisuri agar mengukur tinggi Badan Baginda kala tidur. Tapi upaya ini gagal karena Permaisuri takut saat diukur Baginda terbangun. Pernah pula diupayakan cara lain. Ketika Baginda Raja berdiri dekat dinding, diperkirakan tingginya. Tapi ini tidak akurat. Kalau berbohong mengenai Baginda Raja, hukumannya sangat berat.
Dalam keadaan putus asa, Mantri Pribadi menemui Man Doblang untuk minta tolong.
“Kepada siapa lagi saya minta tolong, Paman?”
“Bawa meteran, langsung diukur. Kalau Baginda Raja marah, katakan bahwa Pak Mantri diperintahkan mengisi formulir.”
“Saya bisa dipecat, dan seluruh keluarga saya akan dihukum.”
“Karena Pak Mantri sudah berusaha sepenuh tenaga, saya bersedia membantu.”
Mantri Pribadi sangat gembira. Meskipun masih was-was akan nasib Man Doblang. Dengan cara bagaimana Man Doblang mengukur tinggi badan Baginda Raja?
Agaknya Baginda Raja telah mengetahui bahwa Man Doblang akan menemui untuk mengukur tinggi badannya. Pada kesempatan pertama, permohonan menghadap Man Doblang langsung diizinkan.
“Ingsun memang ingin menguji para mantri dan cerdik cendikiawan di keraton ini,” kata Baginda Raja yang selalu menyebut dirinya dengan ‘ingsun’. “Akhirnya, kamu juga akan maju menghadap Man Doblang.
Apakah kamu akan mengukur dari ujung rambut ke ujung kaki ingsun?”
Man Doblang menyembah. “Tidak ada yang berani melakukan perbuatan yang kurang ajar itu.”
“Lalu bagaimana caramu?”
“Hamba memohon Baginda mengukur sendiri.”
“Ingsun tidak mau melakukan itu. Kalian yang harus berusaha untuk Ingsun.”
“Kalau demikian halnya, perkenankan Baginda mengukur panjang tangan Baginda yang direntangkan.”
Meskipun bertanya-tanya dalam hati, Baginda Raja mengukur panjang tangan yang direntangkan. “Seratus enam puluh delapan senti.”
“Kalau demikian, tinggi badan Baginda seratus enam puluh delapan senti.”
“Mana mungkin?”
Kali ini Baginda mengukur tinggi tubuhnya. Dari ujung kaki yang menginjak. Persis sama!
“Luar biasa, kamu memang luar biasa Man Doblang. Kamu bisa mengukur tinggi tubuh ingsun, bahkan tanpa menyentuh sehelai rambut ingsun. Luar biasa.”
“Begitu ukuran tubuh kita semua, Baginda…”
“Kalau ternyata tidak cocok?”
“Bahkan, kita telah mengetahui tinggi badan Baginda yang sesungguhnya karena Baginda telah mengukur sendiri?” Baginda Raja puas dengan jawaban Man Doblang. Bahkan, kemudian menawarkan jabatan sebagai Mantri Pribadi, atau jabatan lain yang setingkat                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                              dengan itu, atau bahkan Mantri Perang! Man Doblang menolak dengan halus.
“Seorang mantri adalah ibarat jari dan tangan Paduka Baginda. Mereka harus orang yang tepat dan menguasai kementriannya. Tujuannya memperingan tugas Baginda…”
Ini bukan pertama kalinya Man Doblang menolak jabatan atau pangkat tinggi. Bagi Man Doblang bukan harta, bukan juga kekuasaan yang dicari. Melainkan ketenangan dan kedamaian dan bisa membantu sesama. Ini semua bisa dilakukan tanpa perlu jabatan yang tinggi atau kekuasaan yang besar.

Hikmahnya

Kebaikan   : Jika kita mendapatkan sebuah kepercayaan dari atasan lakukan itu sebagai kesukaan bukan menjadikanya sebagai beban hidup, dan perlu diketahui juga dalam setiap lakon kita hendaklah bekerja berdasarkan kejujuran dan nilai-nilai etika profesionalisme kt yg kita miliki.
Keburukanya  : Jangan pernah befikir bahwa harta kekayaan yang menjadi mainset awal pemikiran kita. karena apabila kita menjadikan hal tersebut ialah yang terutama maka kita bisa menjadi tamak dan sombong.
Saran    : Hendaklah kita berlaku benar dalam setiap aktifitas kita terlebih pada saat kita mendapatkan kepercayaan khusus dari pemimpin, pergunakan hal tersebut dengan sebaik-baiknya.



3. Pembahasan tentang masalah kejiwaan :

Gejala dan Penyebab Phobia

Phobia

Phobia adalah ketakutan yang berlebih-lebihan terhadap benda-benda atau situasi-situasi tertentu yang seringkali tidak beralasan dan tidak berdasar pada kenyataan. Istilah “phobia” berasal dari kata “phobi” yang artinya ketakutan atau kecemasan yang sifatnya tidak rasional; yang dirasakan dan dialami oleh sesorang. Phobia merupakan suatu gangguan yang ditandai oleh ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu obyek atau situasi tertentu.

Walaupun ada ratusan macam phobia tetapi pada dasarnya phobia-phobia tersebut merupakan bagian dari 3 jenis phobia, yang menurut buku DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorder IV) ketiga jenis phobia itu adalah:

1. Phobia sederhana atau spesifik (Phobia terhadap suatu obyek/keadaan tertentu) seperti pada binatang, tempat tertutup, ketinggian, dan lain lain.

2. Phobia sosial (Phobia terhadap pemaparan situasi sosial) seperti takut jadi pusat perhatian, orang seperti ini senang menghindari tempat-tempat ramai.

3. Phobia kompleks (Phobia terhadap tempat atau situasi ramai dan terbuka misalnya di kendaraan umum/mall) orang seperti ini bisa saja takut keluar rumah.

Penyebab Phobia

Phobia dapat disebabkan oleh berbagai macam hal. Pada umumnya phobia disebabkan karena pernah mengalami ketakutan yang hebat atau pengalaman pribadi yang disertai perasaan malu atau bersalah yang semuanya kemudian ditekan kedalam alam bawah sadar. Peristiwa traumatis di masa kecil dianggap sebagai salah satu kemungkinan penyebab terjadinya phobia.

Lalu bagaimana menjelaskan tentang orang yang takut akan sesuatu walaupun tidak pernah mengalami trauma pada masa kecilnya? Martin Seligman di dalam teorinya yang dikenal dengan istilah biological preparedness mengatakan ketakutan yang menjangkiti tergantung dari relevansinya sang stimulus terhadap nenek moyang atau sejarah evolusi manusia, atau dengan kata lain ketakutan tersebut disebabkan oleh faktor keturunan. Misalnya, mereka yang takut kepada beruang, nenek moyangnya pada waktu masih hidup di dalam gua, pernah diterkam dan hampir dimakan beruang, tapi selamat, sehingga dapat menghasilkan kita sebagai keturunannya. Seligman berkata bahwa kita sudah disiapkan oleh sejarah evolusi kita untuk takut terhadap sesuatu yang dapat mengancam survival kita.

Pada kasus phobia yang lebih parah, gejala anxiety neurosa menyertai penderita tersebut. Si penderita akan terus menerus dalam keadaan phobia walaupun tidak ada rangsangan yang spesifik. Selalu ada saja yang membuat phobia-nya timbul kembali, misalnya thanatophobia (takut mati), dll.

Perlu kita ketahui bahwa phobia sering disebabkan oleh faktor keturunan, lingkungan dan budaya. Perubahan-perubahan yang terjadi diberbagai bidang sering tidak seiring dengan laju perubahan yang terjadi di masyarakat, seperti dinamika dan mobilisasi sosial yang sangat cepat naiknya, antara lain pengaruh pembangunan dalam segala bidang dan pengaruh modernisasi, globalisasi, serta kemajuan dalam era informasi. Dalam kenyataannya perubahan-perubahan yang terjadi ini masih terlalu sedikit menjamah anak-anak sampai remaja. Seharusnya kualitas perubahan anak-anak melalui proses bertumbuh dan berkembangnya harus diperhatikan sejak dini khususnya ketika masih dalam periode pembentukan (formative period) tipe kepribadian dasar (basic personality type). Ini untuk memperoleh generasi penerus yang berkualitas.

Berbagai ciri kepribadian/karakterologis perlu mendapat perhatian khusus bagaimana lingkungan hidup memungkinkan terjadinya proses pertumbuhan yang baik dan bagaimana lingkungan hidup dengan sumber rangsangannya memberikan yang terbaik bagi perkembangan anak, khususnya dalam keluarga.

Berbagai hal yang berhubungan dengan tugas, kewajiban, peranan orang tua, meliputi tokoh ibu dan ayah terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, masih sering kabur, samar-samar. Sampai saat ini masih belum jelas mengenai ciri khusus pola asuh (rearing practice) yang ideal bagi anak. Seperti umur berapa seorang anak sebaiknya mulai diajarkan membaca, menulis, sesuai dengan kematangan secara umum dan tidak memaksakan. Tujuan mendidik, menumbuhkan dan memperkembangkan anak adalah agar ketika dewasa dapat menunjukan adanya gambaran dan kualitas kepribadian yang matang (mature, wel-integrated) dan produktif baik bagi dirinya, keluarga maupun seluruh masyarakat. Peranan dan tanggung jawab orang tua terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak adalah teramat penting.

Teknik Penyembuhan

Ada beberapa teknik Untuk penyembuhan phobia diantaranya adalah sbb:

1. Hypnotheraphy: Penderita phobia diberi sugesti-sugesti untuk menghilangkan phobia.

2. Flooding: Exposure Treatment yang ekstrim. Si penderita phobia yang ngeri kepada anjing (cynophobia), dimasukkan ke dalam ruangan dengan beberapa ekor anjing jinak, sampai ia tidak ketakutan lagi.

3. Desentisisasi Sistematis: Dilakukan exposure bersifat ringan. Si penderita phobia yang takut akan anjing disuruh rileks dan membayangkan berada ditempat cagar alam yang indah dimana si penderita didatangi oleh anjing-anjing lucu dan jinak.

4. Abreaksi: Si penderita phobia yang takut pada anjing dibiasakan terlebih dahulu untuk melihat gambar atau film tentang anjing, bila sudah dapat tenang baru kemudian dilanjutkan dengan melihat objek yang sesungguhnya dari jauh dan semakin dekat perlahan-lahan. Bila tidak ada halangan maka dapat dilanjutkan dengan memegang anjing dan bila phobia-nya hilang mereka akan dapat bermain-main dengan anjing. Memang sih bila phobia yang dikarenakan pengalaman traumatis lebih sulit dihilangkan.

5. Reframing: Penderita phobia disuruh membayangkan kembali menuju masa lampau dimana permulaannya si penderita mengalami phobia, ditempat itu dibentuk suatu manusia baru yang tidak takut lagi pada phobia-nya.

Sumber terkait 

http://makalah-artikel-online.blogspot.com/2009/06/tips-menyembuhkan-phobia.html

Kamis, 14 Juni 2012

Kehidupan Masyarakat Indonesia

Pola Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Indonesia, bangsa Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudra, dimana wilayah tersebut dapat dikatakan sebagai tempat yang sangat strategis. Hal ini jugalah yang menyebabkan Indonesia memiliki iklim tropis. Indonesia merupakan satu-satunya negara di dunia yang memiliki beribu-ribu kepulauan. Indonesia memiliki 17.504 pulau besar dan kecil, sekitar 6000 di antaranya tidak berpenghuni, yang menyebar disekitar khatulistiwa. Posisi Indonesia terletak pada koordinat 6°LU – 11°08′LS dan dari 97°’ – 141°45′BT. Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Apabila perairan antara pulau-pulau itu digabungkan, maka luas Indonesia menjadi 1,9 juta mil². Pulau terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, di mana setengah populasi Indonesia hidup.
Budaya Indonesia
Kebudayaan Indonesia dapat didefinisikan sebagai seluruh kebudayaan lokal yang telah ada sebelum bentuknya Indonesia pada tahun 1945. Seluruh kebudayaan lokal yang berasal dari kebudayaan beraneka ragam suku-suku di Indonesia merupakan bagian integral daripada kebudayaan Indonesia.
Walaupun kebudayaan Indonesia beraneka ragam, namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India, dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India terutama masuk dari penyebaran agama Hindu dan Buddha di Nusantara jauh sebelum Indonesia terbentuk. Kerajaan-kerajaan yang bernafaskan agama Hindu dan Budha sempat mendominasi Nusantara pada abad ke-5 Masehi ditandai dengan berdirinya kerajaan tertua di Nusantara, yaitu Kutai sampai pada penghujung abad ke-15 Masehi.
Kebudayaan Tionghoa masuk dan mempengaruhi kebudayaan Indonesia karena interaksi perdagangan yang intensif antara pedagang-pedagang Tionghoa dan Nusantara (Sriwijaya). Selain itu, banyak pula yang masuk bersama perantau-perantau Tionghoa yang datang dari daerah selatan Tiongkok dan menetap di Nusantara. Mereka menetap dan menikahi penduduk lokal dan menghasilkan perpaduan kebudayaan Tionghoa dan lokal yang unik. Kebudayaan seperti inilah yang kemudian menjadi salah satu akar daripada kebudayaan lokal modern di Indonesia seperti kebudayaan Jawa dan Betawi.
Sistem Kepercayaan / Religi
Di Indonesia terdiri dari lima agama besar, yaitu: Islam, Protestan, Katolik, Hindu, dan Budha. Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dinyatakan di dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila: “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sejumlah agama di Indonesia berpengaruh secara kolektif terhadap politik, ekonomi dan budaya. Di tahun 1998, kira-kira 88% dari 222 juta penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam, 5% Protestan, 3% Katholik, 2% Hindu, 1% Buddha, dan 1% kepercayaan lainnya. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa penganut agama Islam di Indonesia lebih mendominasi daripada keempat agama yang lain.
Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa “tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk memilih dan mempraktikkan kepercayaannya” dan “menjamin semuanya akan kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya”. Pemerintah secara resmi hanya mengakui lima agama, yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, dan Budha.
Dengan banyaknya agama atau aliran kepercayaan yang ada di Indonesia, konflik antar agama sering kali tidak terelakkan. Bukan berarti bahwa selalu terjadi penekanan terhadap agama lain. Namun hal ini mulai berkurang semenjak demokrasi di Indonesia mulai ditegakkan. Lebih dari itu, kepemimpinan politis Indonesia memainkan peranan penting di dalam hubungan antar kelompok maupun golongan. Program transmigrasi secara tidak langsung telah menyebabkan sejumlah konflik di wilayah timur Indonesia. Tapi, satu hal yang sangat menonjol yaitu bahwa kebebasan sangat dijunjung tinggi dalam hal ini. Semuanya hidup secara damai. Inilah yang membuat bangsa Indonesia terkenal dengan keanekaragamannya.
Ekonomi Dan Mata Pencaharian
Tidak dapat dipastikan secara keseluruhan apakah Indonesia mengadaptasi sistem ekonomi kapitalis secara keseluruhan atau tidak pada masa orde lama. Namun, berdasarkan beberapa pasal yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan dalam beberapa pasal dalam Undang-Undang dapat disimpulkan bahwa Indonesia menggunakan sistem perpajakan dengan nilai pajak yang cukup tinggi, dan pemerintah masih ikut campur tangan ke dalam beberapa kegiatan produksi yang berpengaruh bagi masyarakat banyak dan yang mungkin mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi negara. Ini menandakan bahwa Indonesia tidak seutuhnya mengadaptasi sistem ekonomi kapitalis, namun juga memadukannya dengan prinsip-prinsip dari dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila.
Berdasarkan beberapa sumber, Indonesia pernah menggunakan sistem ekonomi uang dan sewa tanah serta perpajakan, dimulai sejak kedatangan Inggris ke Indonesia pada awal abad ke-19 dengan Raffles sebagai gubernur jenderalnya. Oleh itu, Indonesia hanya perlu mengadaptasi dan memperbaiki sistem yang sudah ada.
Sistem ekonomi Indonesia juga didukung dengan diluncurkannya Oeang Repoeblik Indonesia (ORI) yang menjadi mata uang pertama Republik Indonesia, selanjutnya berganti menjadi Rupiah.
Ekonomi Indonesia mengalami kemunduran pada akhir tahun 1990-an akibat krisis ekonomi yang melanda sebagian besar Asia pada saat itu. Ekonominya kini telah lumayan stabil saat ini. Indonesia mempunyai sumber daya alam yang besar di luar Jawa, termasuk minyak mentah, gas alam, timah, tembaga, dan emas. Indonesia pengekspor gas alam terbesar kedua di dunia, meski akhir-akhir ini ia telah mula menjadi pengimpor bersih minyak mentah. Hasil pertanian yang utama termasuk beras, teh, kopi, rempah-rempah, dan karet.
Rekan perdagangan terbesar Indonesia yaitu Jepang, Amerika Serikat dan negara-negara jirannya yaitu Malaysia, Singapura dan Australia.
Meski kaya akan sumber daya alam dan manusia, Indonesia masih menghadapi masalah besar dalam bidang kemiskinan yang sebagian besar disebabkan oleh korupsi yang merajalela dalam pemerintahan.
Berbicara mengenai mata pencaharian, umumnya mata pencaharian masyarakat Indonesia saat ini bergelut di bidang kesenian, hukum, kedokteran, militer, dagang, pariwisata, pasar modal, dan lain-lain. Tetapi dengan banyaknya mata pencaharian tersebut bukan berarti bahwa bangsa Indonesia telah terlepas dari pengangguran dan kemiskinan. Masih banyak masyarakt Indonesia yang berada di dalam lingkaran pengangguran dan di bawah garis kemiskinan.
Bahasa Dan Kesenian
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi dan bahasa persatuan Republik Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar RI 1945, Pasal 36 dan tersirat dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Bahasa ini diresmikan pada tahun 1945, tepat pada masa kemerdekaan bangsa Indonesia. Meski demikian, tidak banyak dari penduduk Indonesia yang menggunakannya sebagai bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari karena masyarakat lebih suka menggunakan bahasa daerahnya. Bahasa Indonesia sendiri adalah sebuah dialek bahasa Melayu yang menjadi bahasa resmi Republik Indonesia tapi telah mengalami banyak perubahan dan penyempurnaan.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa dinamis yang hingga sekarang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan, maupun penyerapan dari bahasa daerah dan asing. Secara sosiologis, bisa dikatakan bahwa bahasa Indonesia baru diterima keberadaannya pada tanggal 28 Oktober 1928. Secara yuridis, baru tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia secara resmi diakui keberadaannya. Fonologi dan tata bahasa dari bahasa Indonesia cukuplah mudah. Bahasa Indonesia juga merupakan bahasa yang digunakan sebagai penghantar pendidikan di perguruan-perguruan di Indonesia.
Sementara itu, jenis kesenian di Indonesia dapat dikategorikan dalam beberapa klasifikasi seperti: seni tari, seni music, seni bela diri, seni busana, dan banyak lagi. Kebanyakan kesenian tersebut dipengaruhi oleh beberapa kebudayaan. Tari Jawa dan Bali yang terkenal berisi aspek-aspek kebudayaan dan mitologi Hindu. Di bidang busana warisan budaya yang terkenal di seluruh dunia adalah kerajinan batik. Seni bela diri yang unik juga berasal dari wilayah Indonesia. Seni bela diri ini kadang-kadang ditampilkan pada acara-acara pertunjukkan yang biasanya diikuti dengan musik tradisional Indonesia berupa gamelan dan seni musik tradisional lainnya sesuai dengan daerah asalnya. Dan juga seni musik di Indonesia, baik tradisional maupun modern sangat banyak terbentang dari Sabang hingga Merauke salah satu contohnya adalah music dangdut.
Sumber :